Chinese Futsal League (CFL) atau Liga Futsal Tiongkok merupakan salah satu kompetisi yang terbaik di Asia. Di liga futsal ini ternyata ada satu nama Indonesia, yaitu Bambang Bayu Saptaji.

Ya, pemuda kelahiran 8 September 1992 ini menjadi bagian klub papan atas CFL, Dalian Yuan Dinasty. Bayu dikontrak oleh klub Negeri Tirai Bambu itu pada November 2014, usai tampil memukau pada turnamen MNC Cup.
Kala itu, Bayu bagian dari tim nasional (timnas) futsal Indonesia dan Dalian Yuan merupakan tim yang juga diundang di turnamen ini. Permainan Bayu sangat maksimal membuat Dalian Yuan tertarik memakai jasanya.
Akhirnya negosiasi pun digelar oleh kedua belah pihak. Hasilnya, Bayu setuju dengan kontrak yang ditawarkan Dalian dengan durasi enam bulan atau satu musim kompetisi. CFL berjalan enam bulan untuk satu musim kompetisinya.
”Usai turnamen MNC Cup, ada orang Dalian Yuan ingin ketemu dan menawarkan kontrak. Mungkin mereka melihat saya mencetak gol untuk timnas, jadi tertarik. Akhirnya, saya setuju dan langsung ke Tiongkok,” kata Bayu.
Di klubnya kini, Bayu tak mudah menembus skuad utama. Penyebabnya, Dalian Yuan juga punya pemain asing asal Brasil dan Spanyol. ”Ada dua pemain Brasil dan satu dari Spanyol, persaingan berat. Tapi, saya siap kerja keras.”
Perjalanan Bayu dimulai saat ia diajak main tarkam (antar kampung) di Depok oleh Sanjifa Manurung. Penampilan bagus di turnamen kelas kampung membuatnya dilirik tim futsal Universitas Pancasila (UP). Pertama ikut turnamen bersama UP, ia langsung jadi top skor walau timnya hanya menempati posisi empat.
Atas prestasi itu, bayu dapat beasiswa di AMFC Adjie Massaid Futsal Clinic dan dilatih Justin Lhaksana serta Andri Irawan. Pada momen ini, Bayu dapat kesempatan promosi membela klub Liga Futsal Indonesia (LFI), PLN Electric pada 2011 yang dilatih Andri.
Sejak itu, Bayu berkiprah di futsal nasional dan kemampuannya makin terasah. Bayu pun menjadi salah satu pemain penting klubnya dan masuk timnas. Sayang, suksesnya kini tak lagi bisa disaksikan ayahnya, yang merupakan orang paling penting pada kariernya sekarang.
”Keluarga adalah penyokong utama karier saya, terutama ayah. Sekarang ayah sudah tiada sehingga tak lagi secara langsung bisa menyaksikan gol-gol yang saya buat. Tapi saya yakin, ayah selalu menyaksikan saya dari surga,” ujar Bayu menerawang.
Bayu juga punya saran untuk para pemain futsal Indonesia, terutama yang berusia muda. Menurutnya, kerja keras tak cukup, namun fokus latihan sampai mengatur gaya hidup adalah bagian penting bagi setiap olahragawan.
”Kerja keras, disiplin, dan mengatur gaya hidup penting untuk pemain futsal agar kondisi selalu terjaga. Lalu untuk sepatu, saya sarankan pakai produk lokal saja,” kata pemain yang di-endorseSpecs ini. http://www.sportsatu.com/bola-nasional/bayu-saptaji-pemain-futsal-indonesia-pertama-di-klub-tiongkok-902?pg_article=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar